Jejak Sejarah Tulungagung, Dari Kerajaan Majapahit hingga Kota Marmer. Tulungagung, sebuah kota kecil di pesisir selatan Provinsi Jawa Timur, menyimpan kisah panjang yang tak sekadar soal perkembangan zaman modern. Kota ini memiliki jejak sejarah yang kuat, mulai dari masa keemasan Kerajaan Majapahit hingga saat ini dikenal sebagai Kota Marmer.
Keunikan warisan budaya dan potensi alam yang luar biasa menjadikan Tulungagung sebagai daerah yang tak hanya menarik untuk ditelusuri dari sisi sejarah, tetapi juga dari sisi industri dan pariwisata.
Baca juga:
Kita akan menelusuri perjalanan panjang sejarah Tulungagung secara rinci, serta bagaimana transformasinya menjadikan kota ini sebagai pusat industri marmer terbesar di Indonesia. Artikel ini juga dilengkapi dengan tips singkat bagi para pelancong dan pecinta sejarah yang ingin menjelajahi Tulungagung.

Awal Mula Tulungagung dan Jejak Kerajaan Majapahit
Sejarah Tulungagung tidak bisa dilepaskan dari pengaruh besar Kerajaan Majapahit, kerajaan Hindu-Buddha terbesar yang pernah ada di Nusantara. Pada masa kejayaannya, wilayah Tulungagung masuk dalam kekuasaan Majapahit dan dikenal sebagai salah satu daerah penting yang mendukung perekonomian dan pertahanan kerajaan.
Salah satu peninggalan sejarah paling terkenal adalah Candi Gayatri di Kecamatan Boyolangu. Candi ini diyakini sebagai tempat perabuan Sri Rajapatni Gayatri, ibu dari Tribhuwana Tunggadewi—penguasa wanita pertama Majapahit. Gayatri dikenal sebagai tokoh spiritual yang sangat dihormati dan disebut dalam kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
Tak jauh dari situ, ditemukan pula banyak situs kuno, seperti Candi Sanggrahan, Candi Dadi, serta arca-arca peninggalan masa Majapahit. Jejak ini menunjukkan bahwa Tulungagung dulunya merupakan wilayah yang memiliki peran penting secara religius dan administratif.
Masa Penjajahan dan Perubahan Administratif
Masuknya penjajah Belanda membawa banyak perubahan dalam struktur pemerintahan lokal. Wilayah Tulungagung sempat menjadi bagian dari Karesidenan Kediri. Pada masa ini pula, terjadi pengalihan fungsi wilayah dari daerah agraris menjadi wilayah industri kecil-kecilan, terutama dalam bidang pengolahan hasil bumi seperti kopi dan tembakau.
Nama “Tulungagung” sendiri mulai digunakan secara resmi setelah tahun 1901. Sebelumnya, daerah ini dikenal dengan nama Ngrowo. Perubahan nama dilakukan oleh pemerintah kolonial seiring dengan pembentukan wilayah administrasi baru. Perubahan ini menandai babak baru dalam sejarah daerah tersebut, dari wilayah agraris menjadi daerah yang mulai dilirik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Tulungagung dan Lahirnya Kota Marmer
Salah satu transformasi paling signifikan dalam sejarah Tulungagung adalah peralihannya menjadi kota industri, khususnya dalam pengolahan batu marmer. Sejak ditemukan pada tahun 1960-an, batu marmer Tulungagung telah menarik perhatian banyak pihak, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Daerah Campurdarat menjadi pusat industri marmer terbesar di Indonesia. Di sini, marmer diambil langsung dari perut bumi dan diolah menjadi berbagai macam produk seperti lantai, meja, patung, hingga hiasan interior. Tidak hanya berorientasi ekspor, industri ini juga menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
Keberhasilan ini menjadikan Tulungagung dikenal luas sebagai “Kota Marmer”. Tak hanya mengangkat perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat identitas kota di kancah nasional. Bahkan, beberapa bangunan penting di Indonesia menggunakan marmer asal Tulungagung, seperti gedung-gedung pemerintahan dan masjid besar.
Baca juga: Wisata Edukasi di Pacitan: Liburan di Bumi 1001 Goa
Warisan Budaya dan Tradisi Lokal
Seiring dengan perkembangan zaman, Tulungagung tetap mempertahankan nilai-nilai budayanya. Salah satu tradisi yang masih lestari adalah Upacara Larung Sesaji di Pantai Popoh, sebagai bentuk syukur atas hasil laut. Selain itu, seni Reog Kendang, yang merupakan variasi dari seni Reog Ponorogo, masih sering dipentaskan dalam acara budaya.
Di bidang kerajinan, selain marmer, Tulungagung juga dikenal dengan batik khas Tulungagung dan kerajinan ukiran kayu. Banyak pengrajin lokal yang mengekspresikan kreativitasnya melalui media-media tradisional yang sudah diwariskan turun-temurun.
Tulungagung Modern: Antara Sejarah dan Inovasi
Saat ini, Tulungagung terus berkembang menjadi kota yang lebih modern dengan tetap mempertahankan ciri khas sejarah dan budayanya. Pemerintah daerah juga mulai mengembangkan sektor pariwisata berbasis sejarah dan alam. Beberapa objek wisata sejarah yang mulai dikembangkan antara lain:
- Candi Dadi dan Candi Sanggrahan
- Museum Daerah Tulungagung
- Situs Candi Mirigambar
- Sendang Tirto Kamandanu yang dipercaya sebagai tempat pemandian para putri kerajaan
Tak hanya itu, wisata alam seperti Pantai Popoh, Pantai Sine, dan Air Terjun Lawean juga menjadi magnet wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sambil menyelami sejarah.
Peran Pendidikan dan Pelestarian Sejarah
Pelestarian sejarah tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat dan lembaga pendidikan. Beberapa sekolah dan universitas lokal mengadakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang fokus pada pelestarian situs sejarah.
Museum daerah, perpustakaan lokal, dan komunitas sejarah juga aktif mengadakan diskusi, tur sejarah, hingga digitalisasi data sejarah untuk generasi muda. Hal ini penting untuk menjaga identitas kota dan memperkuat kecintaan masyarakat terhadap akar budayanya.
Fakta Menarik Tentang Tulungagung
- Tulungagung berasal dari kata “Tulung” (pertolongan) dan “Agung” (besar), yang mencerminkan harapan akan wilayah yang penuh keberkahan dan keselamatan.
- Dulu, Tulungagung pernah menjadi daerah rawan banjir karena dilewati Sungai Ngrowo, namun kini telah dikelola dengan baik melalui pembangunan tanggul dan pengairan.
- Tulungagung adalah salah satu daerah yang memiliki banyak perajin patung marmer terbesar di Asia Tenggara.
- Kota ini menjadi jalur penting perdagangan marmer dan kerajinan ke Surabaya, Jakarta, hingga luar negeri.
Tips Singkat Menjelajahi Tulungagung
Bagi Anda yang tertarik untuk menelusuri sejarah dan budaya Tulungagung, berikut beberapa tips praktis:
- Kunjungi Situs Sejarah di Pagi Hari
Banyak situs seperti candi dan sendang yang lebih sejuk dan nyaman dikunjungi di pagi hari. - Gunakan Pemandu Lokal
Untuk mendapatkan penjelasan sejarah yang lebih lengkap, gunakan jasa pemandu atau komunitas sejarah lokal. - Jangan Lewatkan Pusat Marmer Campurdarat
Anda bisa melihat langsung proses pembuatan produk marmer dan bahkan memesan sesuai keinginan. - Nikmati Kuliner Khas Tulungagung
Seperti “Sate Kambing Khas Tulungagung”, “Nasi Lodho”, dan aneka jajanan pasar. - Bawa Pakaian Nyaman dan Kamera
Banyak spot wisata alam yang indah dan layak diabadikan, jadi siapkan pakaian nyaman dan perlengkapan dokumentasi.
Penutup
Tulungagung bukan sekadar kota kecil di selatan Jawa Timur. Ia adalah saksi bisu dari peradaban masa lampau yang kini menjelma menjadi pusat industri dan budaya. Dari kejayaan Majapahit, masa kolonial Belanda, hingga menjadi kota industri marmer yang mendunia, Tulungagung terus berkembang tanpa melupakan akar sejarahnya.
Dengan memadukan nilai sejarah, budaya, dan inovasi, Tulungagung berhasil menjaga identitas lokal sekaligus membuka diri pada modernitas. Kota ini patut menjadi inspirasi dalam pengelolaan sejarah sebagai aset ekonomi dan budaya yang berkelanjutan.
Jelajahi Tulungagung hari ini, dan temukan kisah luar biasa yang terpatri dalam batu, budaya, dan sejarahnya.
Baca juga: Menjelajah Kuliner Khas Pacitan