Kuliner Jadul Indonesia, Menggali Rasa, Menghidupkan Nostalgia. Siapa pun yang tumbuh di Nusantara pasti punya kenangan tersendiri terhadap aroma kue cubit hangat, semangkuk soto Betawi santan kental, atau segarnya es selendang mayang di siang terik.

Kuliner jadul—makanan, minuman, dan camilan tradisional yang populer mulai era 1950‑an hingga 1990‑an—kini kembali merebut hati generasi milenial dan Gen Z. Laporan tren kuliner domestik 2025 menunjukkan lonjakan tagar #JajananJadul di TikTok dan Instagram lebih dari 180 % dibanding tahun lalu, menandakan gelombang nostalgia yang makin kuat.

putritrans.com

Apa Itu Kuliner Jadul?

Istilah “jadul” (jaman dulu) merujuk pada resep rumahan, jajanan pasar, ataupun penganan warung yang bertahan lintas dekade tanpa banyak perubahan bumbu dasar. Ciri khasnya ialah penggunaan bahan segar lokal, teknik masak sederhana (kukus, rebus, goreng), serta cita rasa seimbang—tidak terlalu tajam rempah, justru menonjolkan kesederhanaan. Contoh klasiknya antara lain getuk lindri, klepon, nasi liwet Sunda, mie jawa kuah arang, dan dodol Garut. Meski terdengar kuno, kuliner ini terus beradaptasi agar relevan dengan selera masa kini.

Baca juga: Sejarah Gunung Kawi: Jejak Mistis dan Warisan Budaya di Lereng Jawa Timur

Kebangkitan Besar 2024‑2025

Setelah sempat “terpinggirkan” oleh invasi fast‑food global, kuliner jadul bangkit berkat tiga faktor utama: (1) keinginan masyarakat mencari rasa autentik di tengah gempuran makanan serba instan; (2) kampanye besar media sosial yang mempopulerkan konten “throwback food”; dan (3) inovasi penyajian modern tanpa mengubah resep inti. Sebuah artikel Candi.id menegaskan hidangan klasik seperti rendang, soto Betawi, dan gudeg kini menjadi primadona restoran urban melalui sentuhan plating kekinian dan kolaborasi fusion—misalnya rendang taco dan es cendol boba klepon.

Ikon Kuliner Jadul Paling Dicari Tahun Ini

  1. Kue Cubit & Leker – Varian red velvet dan matcha membuat kios kue cubit di mal Jakarta antre panjang setiap akhir pekan.
  2. Sate Kere Solo – Dulu dianggap “sate miskin”, kini laris sebagai menu signature restoran heritage di Yogyakarta.
  3. Nasi Liwet Komplit – Disajikan dalam pincuk daun pisang dan ditemani tempe bakar serta sambal terasi, menu ini viral di jagat food vlogger 2025.
  4. Es Selendang Mayang – Berkat warna merah‑hijau kontras, minuman Betawi ini sukses menembus FYP TikTok; sirup fruktosa diganti gula aren cair agar lebih sehat.
  5. Mie Jawa Kuah Arang – Teknik bakar arang tradisional menghasilkan aroma smoky, menarik minat “pencinta kuliner api” yang hobi memotret kobaran wajan.

Inovasi Tanpa Kehilangan Jiwa Tradisi

Restoran dan UMKM paham generasi muda menyukai visual. Karena itu, mereka membiarkan rasa asli bertahan seraya mempercantik tampilan: abu‑abu getuk dicetak berbentuk bunga, sate kambing dilengkapi dusting cabai kering ala fine‑dining, dan gudeg diberi topping keju leleh mozzarella. Pendekatan “new look, old taste” inilah yang menjadikan kuliner jadul relevan di feed Instagram sekaligus tetap memuaskan penikmat rasa klasik. Rendang taco—rendang daging disuwir halus lalu dibungkus tortilla panggang—bahkan masuk daftar “10 Street Food Unik 2025” versi beberapa blogger kuliner internasional.

Baca juga: Sejarah Kota Batu dari Masa ke Masa

Destinasi & Event Wajib 2025

  • Wisata Warung Wareg, Batu – Jawa Timur
    Mengusung konsep ruang makan tempo‑dulu lengkap dengan meja kayu lawas, poster film 90‑an, dan motor Vespa sebagai properti foto, Warung Wareg menyajikan nasi liwet, mie Jawa, hingga es kacang merah. Tempat ini jadi magnet wisatawan setelah viral di media lokal April 2025.
  • Jakarta Fair (PRJ) 2025, Kemayoran
    Zona “Jajanan Jadul x Kuliner Khas Daerah” menghadirkan lebih dari 70 stan makanan kenangan—dari ting‑ting jahe, sagon bakar, sampai biskuit khong guan paket Rp10 ribu—dan selalu padat sejak dibuka akhir Juni.
  • Festival Cita Rasa Nusantara, Bandung
    Agenda tahunan ini menampilkan workshop membuat dodol Garut, demo serabi raksasa, dan kompetisi plating karedok modern. Tahun 2025 panitia menambah kategori “Fusion Jadul” untuk kreasi rendang vegetarian.

Peran Media Sosial & Komunitas

Platform video pendek menjadi etalase virtual kuliner jadul. Creator membagikan resep kue pukis, tips merebus cendol agar tidak patah, hingga review kedai es doger legendaris. Algoritme “nostalgia content” menghasilkan jutaan impresi, mendorong penonton untuk mencari produk asli secara offline. Di sisi lain, komunitas heritage food—mulai dari Komunitas Jajanan Pasar Indonesia sampai kolektif Slow Food Youth—giat mengarsipkan resep keluarga dan membina UMKM agar lolos sertifikasi halal serta PIRT sehingga produk jadul bisa dipasarkan di e‑commerce modern.

putritrans.com

Dampak Ekonomi dan Pelestarian Budaya

Kebangkitan kuliner jadul bukan sekadar tren sesaat. Data Kementerian Pariwisata (Q1 2025) mencatat kontribusi subsektor kuliner tradisional terhadap PDB ekonomi kreatif naik menjadi 42 %, dengan 60 % di antaranya disumbang segmen jajanan dan masakan rumahan. Selain membuka lapangan kerja—penjaja keliling, content creator, hingga desainer kemasan—revival ini juga menjadi sarana transfer nilai budaya, karena setiap gigitan menyimpan cerita daerah dan filosofi gotong‑royong.

Tips Menikmati Kuliner Jadul Tanpa Rasa Bersalah

  • Pilih porsi berbagi agar bisa mencoba ragam hidangan tanpa berlebihan.
  • Utamakan produk UMKM bersertifikat untuk menjamin higienitas.
  • Unggah dan ulas jujur di media sosial guna membantu warung kecil mendapat eksposur.
  • Eksperimen di dapur: coba resep klepon oatmilk atau kue lapis rendah gula sebagai opsi sehat.

Penutup – Peluang Masa Depan di Rasa Masa Lalu

Kuliner jadul Indonesia mengajarkan bahwa inovasi tidak mesti meniadakan tradisi. Justru ketika resep warisan dipadu kreativitas, lahirlah pengalaman gastronomi lintas generasi yang menyentuh emosi dan mendukung ekonomi lokal. Jadi, saat berikutnya Anda mencicipi rendang taco atau es selendang mayang boba, ingatlah bahwa di balik kreasi kekinian itu tersimpan sejarah panjang rasa Nusantara. Yuk, rayakan masa depan dengan terus menjaga dan menikmati kuliner jadul—karena kenangan lezat selalu layak diperjuangkan.

Baca juga: Misteri Gunung Kawi: Antara Kepercayaan Mistis dan Daya Tarik Spiritual di Jawa Timur