Ribuan Umat Buddha Rayakan Waisak 2025 di Candi Borobudur, Inilah Rangkaian Acaranya yang Penuh Makna. Waisak 2025 kembali menjadi momen istimewa bagi umat Buddha di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, berkumpul di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, untuk memperingati hari suci yang dikenal juga sebagai Trisuci Waisak.
Peringatan ini menandai tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha.
Baca juga: Wisata Keluarga & Makan Enak! 7 Rekomendasi Destinasi Kuliner yang Wajib Dicoba
Tahun ini, Umat Buddha Rayakan Waisak yang jatuh pada Kamis, 15 Mei 2025 (detik Waisak terjadi pukul 10.53 WIB), mengangkat tema “Kesadaran yang Mencerahkan Jalan Kehidupan”. Tema ini mengajak umat untuk senantiasa mengembangkan kesadaran diri dalam setiap aspek kehidupan, sejalan dengan ajaran Buddha tentang pencerahan sebagai jalan menuju kebahagiaan sejati.
Spiritualitas dan Kebersamaan yang Mengalir dari Borobudur
Candi Borobudur dipilih kembali sebagai pusat perayaan karena makna historis dan simboliknya yang kuat. Sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO dan simbol ajaran Buddha Mahayana, Borobudur menyuguhkan nuansa sakral yang tak tertandingi. Aura spiritual candi ini berpadu harmonis dengan nuansa kebersamaan dari ribuan umat yang berkumpul untuk bermeditasi, berdoa, dan merenungkan ajaran Dharma.
Umat Buddha Rayakan Waisak di Borobudur tidak hanya menjadi agenda religius, tetapi juga menciptakan momentum budaya dan spiritual yang menarik perhatian publik dan wisatawan. Setiap tahunnya, peristiwa ini menjadi bukti nyata harmoni keberagaman Indonesia, dengan kehadiran para bhikkhu, umat, dan simpatisan lintas latar belakang yang duduk berdampingan dalam damai.
Rangkaian Acara Waisak 2025: Dari Meditasi Hening hingga Pelepasan Lampion
Perayaan Waisak 2025 dimulai sejak beberapa hari sebelumnya dengan berbagai kegiatan spiritual dan sosial. Berikut ini rangkaian acara utama yang mewarnai peringatan Waisak tahun ini:
1. Pengambilan Api Alam dari Mrapen (12 Mei 2025)
Rangkaian dimulai dengan prosesi pengambilan api alam abadi dari Mrapen, Grobogan. Api ini menjadi simbol penerangan batin dan akan dibawa ke Candi Mendut untuk disemayamkan sementara sebelum digunakan dalam prosesi utama Waisak.
2. Pengambilan Air Suci dari Umbul Jumprit (13 Mei 2025)
Keesokan harinya, air suci diambil dari Umbul Jumprit, Temanggung. Air ini melambangkan kemurnian hati dan pikiran, yang menjadi esensi dari kehidupan spiritual umat Buddha.
3. Dharmasanti Nasional (14 Mei 2025)
Satu hari sebelum detik Waisak, diadakan Dharmasanti Nasional yang dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas agama, pejabat negara, serta umat dari berbagai sangha. Acara ini menjadi ruang untuk berbagi pesan damai dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Prosesi Waisak (15 Mei 2025)
Puncak perayaan terjadi pada Kamis, 15 Mei 2025. Ribuan umat berkumpul di Candi Mendut sejak pagi, memulai prosesi suci dengan berjalan kaki sejauh 3 km menuju Candi Borobudur. Prosesi ini diiringi pembacaan paritta suci, meditasi, serta nyanyian puja bhakti.
Setibanya di pelataran Borobudur, umat duduk bersila menghadap candi utama. Pada pukul 10.53 WIB, detik Waisak disambut dengan hening cipta dan meditasi bersama. Detik ini dianggap sebagai momen paling sakral karena merupakan titik keselarasan spiritual dengan alam semesta.
5. Pelepasan Lampion (15 Mei 2025 Malam Hari)
Sebagai penutup rangkaian, malam harinya digelar pelepasan ribuan lampion ke langit. Acara ini menjadi simbol pelepasan harapan, doa, dan niat baik umat ke alam semesta. Pemandangan ini menjadi salah satu daya tarik visual utama, yang juga dinanti-nantikan wisatawan.
Baca juga: Sosok Legendaris Gunung Lawu, Mbok Yem, Telah Tiada pada Rabu, 23 April 2025
Makna Filosofis di Balik Tradisi Waisak
Setiap bagian dari perayaan Waisak mengandung makna mendalam. Api dari Mrapen bukan sekadar nyala, tapi simbol terang batin yang tak padam. Air suci dari Umbul Jumprit mencerminkan kejernihan pikiran. Prosesi berjalan kaki adalah wujud perjalanan hidup menuju pencerahan. Pelepasan lampion melambangkan keikhlasan melepas segala keinginan duniawi dan menyerahkan hidup pada kehendak semesta.
Waisak bukan sekadar ritual tahunan, melainkan pengingat tentang nilai-nilai luhur dalam kehidupan: cinta kasih, kedamaian, dan kebijaksanaan. Di tengah dunia yang terus berubah dan penuh tantangan, ajaran Sang Buddha tetap relevan sebagai panduan hidup yang damai dan harmonis.
Dampak Sosial dan Pariwisata
Perayaan Waisak di Borobudur juga memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal. Hotel-hotel di kawasan Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya hampir selalu penuh oleh pengunjung. UMKM lokal, pedagang kaki lima, dan pelaku wisata mendapatkan berkah dari meningkatnya jumlah wisatawan domestik dan internasional.
Pemerintah daerah bersama panitia juga menggelar bazar Waisak, pameran budaya, serta pertunjukan seni tradisional untuk menyambut para pengunjung. Hal ini turut memperkuat citra Borobudur sebagai destinasi wisata spiritual kelas dunia.
Waisak dan Nilai Toleransi di Indonesia
Dalam konteks kebhinekaan Indonesia, perayaan Waisak juga menjadi simbol penting toleransi antarumat beragama. Ribuan orang dari latar belakang berbeda ikut menyaksikan dan menghormati jalannya perayaan. Aparat keamanan, relawan, dan masyarakat sekitar bersatu menjaga ketertiban dan kenyamanan acara.
Momentum ini menjadi cerminan betapa Indonesia mampu hidup dalam damai meski beragam keyakinan. Spirit Waisak memperkuat jalinan persaudaraan dan memperteguh semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Penutup: Waisak Sebagai Perenungan dan Harapan
Waisak 2025 di Candi Borobudur bukan hanya tentang kemegahan ritual, melainkan tentang refleksi spiritual dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Dengan semangat kesadaran yang mencerahkan, umat Buddha dan seluruh masyarakat diajak untuk menumbuhkan kebijaksanaan dan welas asih dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika ribuan lampion terbang ke langit malam Borobudur, doa-doa tulus pun turut terangkat: agar dunia lebih damai, hati lebih bersih, dan manusia hidup dalam harmoni dengan sesama dan alam semesta.
Selamat Hari Raya Waisak 2569 BE / 2025. Semoga semua makhluk berbahagia. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.
Baca juga: Tempat Wisata Tersembunyi di Blora: Menelusuri Alam Indah dan Jejak Tokoh Bersejarah