Menjelajahi Jejak Peninggalan Kolonial di Indonesia. Indonesia adalah negeri yang kaya akan sejarah panjang, salah satunya adalah jejak peninggalan kolonial yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Bangunan bergaya Eropa, benteng, gereja tua, hingga jalur kereta api zaman Belanda menjadi saksi bisu masa kolonialisme yang membentuk wajah Indonesia masa lalu.

Saat ini, Peninggalan Kolonial di Indonesia tersebut tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga destinasi wisata yang menarik untuk dijelajahi.

Baca juga : Warisan Budaya dan Cerita Rakyat yang Terlupakan

Kita akan membawa kamu mengenal lebih dalam berbagai peninggalan kolonial di Indonesia dan memberikan tips singkat untuk berwisata sejarah dengan aman dan nyaman.

Sejarah Singkat Peninggalan Kolonial di Indonesia

Peninggalan kolonial di Indonesia umumnya berasal dari masa penjajahan Belanda yang berlangsung lebih dari 350 tahun. Selain Belanda, bangsa Portugis, Inggris, dan Jepang juga sempat meninggalkan jejaknya, walau tidak sebesar pengaruh Belanda. Bangunan, infrastruktur, sistem pemerintahan, hingga pendidikan yang diperkenalkan pada masa kolonial, banyak yang masih bisa ditemukan hingga kini.

Pemerintah kolonial Belanda membangun berbagai fasilitas untuk mendukung aktivitas ekonomi dan politik mereka, seperti pelabuhan, rel kereta, kantor pemerintahan, dan rumah tinggal bergaya khas Eropa. Sebagian besar bangunan tersebut kini menjadi cagar budaya yang dilindungi.

Ragam Peninggalan Kolonial yang Bisa Dijelajahi di Indonesia

1. Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta adalah salah satu pusat peninggalan kolonial terbesar di Indonesia. Dikenal juga sebagai “Oud Batavia,” kawasan ini dulunya merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan Belanda di Asia.
Beberapa bangunan bersejarah di kawasan ini antara lain:

  • Museum Fatahillah: Dahulu merupakan Balai Kota Batavia.
  • Museum Bank Indonesia: Dulunya bank sentral De Javasche Bank.
  • Pelabuhan Sunda Kelapa: Pintu gerbang perdagangan internasional.

Menjelajahi Kota Tua seperti berjalan menembus waktu, melihat kemegahan arsitektur kolonial yang masih berdiri kokoh.

2. Lawang Sewu di Semarang

Lawang Sewu, yang berarti “seribu pintu,” adalah ikon kota Semarang. Dibangun pada awal abad ke-20 oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, gedung ini berfungsi sebagai kantor administrasi. Arsitekturnya yang megah dengan jendela besar dan pintu-pintu tinggi membuat tempat ini terasa mistis namun penuh nilai sejarah.

Selain keindahan arsitektur, Lawang Sewu juga menjadi saksi bisu pertempuran sengit saat peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.

3. Fort Rotterdam di Makassar

Fort Rotterdam adalah benteng peninggalan kerajaan Gowa-Tallo yang kemudian direbut dan diperkuat oleh Belanda. Dengan desain bergaya Belanda klasik, benteng ini kini menjadi pusat budaya dan sejarah di Makassar.
Selain benteng, di dalamnya terdapat Museum La Galigo yang menyimpan berbagai koleksi sejarah dan budaya Sulawesi Selatan.

4. Gedung Sate di Bandung

Gedung Sate merupakan contoh sempurna perpaduan arsitektur kolonial dan lokal. Dibangun pada 1920 sebagai kantor Departemen Perhubungan Belanda, gedung ini kini menjadi kantor Gubernur Jawa Barat.
Ciri khas utamanya adalah ornamen tusuk sate di puncak bangunan, yang membuatnya sangat ikonik.

5. Benteng Vredeburg di Yogyakarta

Benteng ini dibangun Belanda untuk mengawasi aktivitas keraton Yogyakarta. Kini, Benteng Vredeburg telah diubah menjadi museum yang mengisahkan perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Di sini, kamu bisa menemukan diorama, koleksi senjata, hingga berbagai dokumentasi sejarah penting.

6. Rel Kereta Api Kuno

Peninggalan kolonial tak hanya berupa bangunan, tetapi juga infrastruktur seperti rel kereta api.
Beberapa jalur kereta, seperti jalur Semarang–Surakarta dan Bandung–Jakarta, sudah ada sejak abad ke-19. Bahkan, beberapa stasiun seperti Stasiun Tawang (Semarang) dan Stasiun Kota (Jakarta) masih mempertahankan gaya arsitektur aslinya.

7. Gereja Blenduk di Semarang

Gereja Blenduk adalah gereja Protestan tertua di Jawa Tengah, dibangun pada 1753. Dengan arsitektur bergaya neoklasik dan kubah besar berwarna merah, gereja ini menjadi ikon kawasan Kota Lama Semarang. Sampai sekarang, bangunan ini masih digunakan untuk kegiatan keagamaan.

Kenapa Menjelajahi Peninggalan Kolonial Itu Menarik?

Menjelajahi jejak kolonial bukan hanya tentang melihat bangunan tua. Ada banyak hal menarik yang bisa kamu dapatkan, seperti:

  • Mengenal sejarah lebih dekat: Melihat langsung tempat-tempat bersejarah memberi pengalaman berbeda dibanding hanya membaca buku.
  • Menghargai arsitektur klasik: Bangunan kolonial memiliki detail arsitektur yang rumit dan megah, sulit ditemukan di bangunan modern.
  • Merasakan atmosfer masa lalu: Setiap tempat punya cerita, aroma, dan suasana yang mengajak kita membayangkan kehidupan di masa lalu.

Selain itu, banyak kawasan bersejarah kini ditata menjadi destinasi wisata yang ramah untuk keluarga dan penuh spot foto menarik.

Tips Singkat Menjelajahi Peninggalan Kolonial

Agar perjalananmu lebih menyenangkan dan maksimal, berikut beberapa tips singkat:

  • Gunakan alas kaki nyaman: Kamu mungkin akan banyak berjalan di area berbatu atau jalanan kuno.
  • Bawa air minum dan perlengkapan sederhana: Seperti topi, sunblock, atau payung kecil untuk menghadapi cuaca panas.
  • Hormati aturan setempat: Beberapa bangunan adalah cagar budaya yang dilindungi, hindari merusak atau memanjat sembarangan.
  • Ikut tur lokal: Pemandu wisata biasanya punya cerita menarik yang tidak ada di buku panduan.
  • Bawa kamera atau smartphone: Banyak spot foto bersejarah yang Instagramable.
  • Datang lebih pagi: Supaya bisa menikmati suasana tanpa terlalu ramai dan cahaya alami lebih bagus untuk foto.

Melestarikan Peninggalan untuk Generasi Mendatang

Saat berkunjung ke situs bersejarah, kita punya tanggung jawab moral untuk menjaga dan melestarikannya. Hindari melakukan vandalisme, tidak membuang sampah sembarangan, dan patuhi semua peraturan yang ada. Dengan begitu, jejak sejarah ini bisa dinikmati tidak hanya oleh kita, tetapi juga oleh generasi mendatang.

Pemerintah dan berbagai komunitas sejarah di Indonesia juga aktif dalam merestorasi dan merawat bangunan kolonial. Kamu bahkan bisa ikut berkontribusi dengan mendukung program-program pelestarian atau cukup menjadi wisatawan yang peduli.

Penutup

Jejak peninggalan kolonial di Indonesia bukan sekadar bangunan tua yang membisu, melainkan saksi bisu perjalanan bangsa ini dari masa kolonialisme menuju kemerdekaan. Menjelajahi peninggalan-peninggalan ini membawa kita lebih dekat dengan sejarah, membuka wawasan baru, dan memperkaya pengalaman wisata kita.
Dengan persiapan yang tepat dan sikap menghargai sejarah, perjalanan menjelajahi jejak kolonial di Indonesia pasti akan menjadi pengalaman yang berkesan dan bermakna.

Yuk, rencanakan perjalananmu dan mulai petualangan seru menyusuri jejak sejarah di tanah air!

Baca juga : Panduan Wisata Kuliner Indonesia 2025: Destinasi Rasa di Tiap Provinsi